Teror Siluman Berantai
sketch by Ara
Cerita
ini bertempat di suatu desa terpencil Kabupaten Garut Selatan. Awal
mulanya setelah selesai mengaji, Aku tak sengaja menguping pembicaraan antara
para guru mengaji. Salah satu guru mengaji mengalami keadaan yang janggal
dirumahnya, ia menuturkan bahwa dirumahnya tercium bau bangkai yang terus
menerus, padahal sebelumnya anak dan suaminya sempat mengecek ke kolong rumah,
ke atap rumah, semua sudut takutnya ada bangkai tikus, burung, ular, dsb.
Tetapi tak ada bangkai apapun, namun bau nya masih ada.
Singkat
cerita, Kejadian tersebut ternyata mulai banyak yang mengalami hal serupa.
Sebagian teman ku pun berbicara bahwa rumah nya di datangi bau bangkai.
Teman-teman ku berkata bahwa bau bangkai itu berada pada satu titik, misalnya
tercium di kamar depan, berarti bau nya hanya disitu saja dan tidak tercium ke
bagian rumah lainnya.
Hal yang janggal lainnya ialah orang-orang yang mengalami kejadian itu pasti sebelumnya mendengar dan ikut membicarakan tentang bau bangkai. seolah-olah si bau bangkai mendatangi satu persatu rumah yang membicarkannya.
Hal yang janggal lainnya ialah orang-orang yang mengalami kejadian itu pasti sebelumnya mendengar dan ikut membicarakan tentang bau bangkai. seolah-olah si bau bangkai mendatangi satu persatu rumah yang membicarkannya.
Akhirnya
Aku pun mengalami. Ketika sedang sholat berjamaah di rumah, tiba-tiba saat
sujud di rakaat ke dua, tercium bau bangkai tepat di depan wajah ku.
wleeee...bau nya seperti bau bangkai yang begitu banyak jenis, sulit
dijelaskan, namun bau nya sangat begitu menyengat, membuat mual dan rasa ingin
muntah.
Beres sholat, Aku bilang ke kakek dan nenek ku bahwa tadi ada bau bangkai. Mereka malah merespon dengan raut wajah yang tidak percaya, menganggap aku tengah mengada-ngada, sebab mereka berdua tidak menciumnya sama sekali.
Beres sholat, Aku bilang ke kakek dan nenek ku bahwa tadi ada bau bangkai. Mereka malah merespon dengan raut wajah yang tidak percaya, menganggap aku tengah mengada-ngada, sebab mereka berdua tidak menciumnya sama sekali.
Semakin hari warga satu kampung mulai merasa
cemas dengan teror bau bangkai, tiap-tiap orang menjadi kan suatu pantrangan
agar jangan sampai membicarakan si bau bangkai. sebab mereka takut
apabila kala malam sampai disambangi oleh nya. Warga pun mengadakan pengajian khusus
untuk mengetahui apa sebenernya bau bangkai tersebut. Seorang tokoh sesepuh di
kampung ku berkata bahwa bau bangkai tersebut adalah sosok ular yang diatasnya
ditunggangi oleh Kuntilanak dan Genderuwo. Mereka tidak akan lari kala
dibacakan ayat kursi, surat-surat pendek lainnya. Sosok itu malah berkata
"Aing ge bisa maca nu kitu mah" sambil menertawakan. Pantas saja saat
kejadian yang aku alami dengan bacaan seperti itu bau nya tidak mau pergi,
suasana rumah yang hampir semalaman terasa mencekam.
Setelah
beres mengaji, Abah memberi tahu untuk antisipasi agar tidak di ganggu oleh si
bau bangkai, kami disuruh untuk menghafalkan "Doa nurbuat".
bagi aku doa itu sangat asing dan panjang, males sebenernya untuk menghafalnya.
namun mau tidak mau mewajibkan diri, daripada di datangi si kunti sama si uwo
hhiiiiii...
Selang
satu hari, kembali si bau bangkai datang ke rumah ku. Pada saat itu, ibu ku
tengah datang untuk menengok ku sebentar disela-sela tugas kantornya, jadi
hanya tidur semalam. Aku duduk di kursi ruang tamu ditemani ibuku sambil
mengerjakan PR Biologi. Lalu tak lama tepat di jajaran buku langsung si bau
bangkai datang, ibu ku kaget kenapa sampai bisa terjadi hal aneh begini. ibu ku
belum tahu cerita yang selama ini terjadi di kampung. Aku tak berani
menjelaskan kepada ibu ku saat kejadian berlangsung, sebab langsung ingat
dengan sosok-sosok si bau bangkai. ibu ku terus bertanya-tanya, dan berbicara
pada kakek.
"Baca doa nurbuat, gewat (cepat)". Kami semua langsung membacanya, tak lama si bau bangkai pun hilang.
"Baca doa nurbuat, gewat (cepat)". Kami semua langsung membacanya, tak lama si bau bangkai pun hilang.
Hampir
kurang lebih 1 bulan teror berantai itu berlangsung, para sesepuh di kampung
hendak merundingkan cara agar mengusir sosok si bau bangkai agar tidak
mengganggu warga. Kamis sore dengan lembayung yang berlangsung, Aku tengah
berjalan menuju rumah guru ngaji ku. tiba-tiba diseberang sawah yang jaraknya
cukup aga jauh dengan ku. Terlihat sosok ular berkepala 3, berwarna merah, dan
di kepala ular yang tengah terdapat seperti mahkota kecil menyala, ditambah
sosok perempuan yang wajah terlihat sangat menyeramkan beserta sosok yang lebih
tinggi berbulu lebat, kedua bola mata yang merah menyala tajam, gigi yang
panjang, ahhh... itu adalah sosok yang paling pernah aku lihat. Aku tak bisa
memalingkan pandanganku melihat mereka. Ketika mereka seolah-olah menatap ku
balik, aku langsung lari ketakutan.
Pada
Akhirnya, ritual pengusiran sosok si bau bangkai dilakukan malam harinya. jujur
aku tak tau dengan cara seperti apa para sesepuh mengusirnya, acara itu
berlangsung sampai jam 11 malam. esoknya alhamdulillah, tak ada lagi kabar
terdengar rumahnya disambangi sosok si bau bangkai.
Tetapi
berhati-hati lah, meski kejadian itu sudah lama terjadinya. Namun kala aku
menceritakan ini tadi malam ke temanku, seketika tubuhku merinding dan
terdengar jeritan seorang perempuan sekitar jam 2 subuh, awassss sosok itu
terpanggil kembali...
Kiriman cerita dari @raismuhammadsh
Komentar
Posting Komentar
NO SARA DUDE, REMEMBER